Kamis, 30 Maret 2017

Proses pembuatan film Avatar

Siapa sih yang gak tau film Avatar? Yang proses pembuatanmembutuhkan waktu 4 tahun untuk pembuatan planet pandora dan makhluk nya dalam bentuk animasi. Inti cerita tentang konflik antara pribumi dan kaum pendatang yang berusaha merebut tanah air mereka secara paksa bukan sekali ini digarap oleh sineas Hollywood. Kevin Costner pernah menggarap tema semacam itu melalui film epik Dances With Wolves. Sosok Jake Sully (Sam Worthington) di Avatar segera mengingatkan pada Letnan John Dunbar (Kevin Costner). Bagi saya Dances With Wolves jauh lebih menyentuh karena menggarap cerita dengan latar yang benar-benar terjadi di dunia nyata, yakni penindasan dan perampasan kedaulatan suku Indian Lakota Sioux oleh kolonis kulit putih di daratan Amerika Utara pada masa civil-war.

Efek visual Avatar mengambil porsi hingga 60% durasi film, dan hanya 40% sisanya yang benar-benar live action. Untuk mengerjakannya Cameron menyewa jasa Weta Digital, perusahaan efek visual Selandia Baru yang didirikan Peter jackson (sutradara Lord of the Rings) yang berpengalaman mengerjakan efek visual untuk trilogi Lord of the Rings dan King Kong (2005). Cameron menggunakan performance capture – menangkap gerak dan ekspresi aktor menggunakan sensor yang ditempelkan di tubuhnya yang terhubung dengan komputer - untuk menghidupkan karakter-karakter suku Na’vi. Teknik yang sama yang digunakan untuk menghidupkan karakter Gollum di LOTR, dan King Kong (keduanya ‘dihidupkan’ dengan performance capture aktor Andy Serkis).








Proses rendering Avatar dilakukan dengan server farm seluas 930 meter persegi yang terdiri atas 4.000 server Hewlett-Packard dengan 35.000 inti prosesor yang menjalankan sistem operasi Linux Ubuntu dan Grid Engine cluster manager. Perusahaan efek visual lain, ILM (Industrial Light and Magic), dilibatkan dalam pembuatan adegan pertempuran final antara Na’vi dengan ras manusia dan efek khusus untuk peralatan tempur seperti robot-robot dan helikopter berbaling-baling ganda, selain menciptakan efek bom dan ledakan yang dibikin dengan komputer (CGI). Hasil dari perekaman versi 3D ditransfer ke dalam beberapa format tiga dimensi sekaligus, yakni RealD 3D, IMAX, XpanD 3D, dan Dolby 3D.


Avatar juga menciptakan trend baru penggunaan teknologi 3D – disebut juga stereoscopic motion pictures. Wabah 3D menghinggapi Hollywood pasca kesuksesan Avatar. Untuk memfilmkan live action, Cameron menggunakan versi modifikasi dari kamera gabungan yang merekam suatu obyek meniru efek pandangan mata kiri dan kanan manusia, yang ketika dikombinasikan akan menciptakan efek tiga dimensi. Hasil rekaman lantas diintegrasikan ke dalam CG (computer graphic).


Terobosan teknologi lain Avatar adalah penggunaan virtual camera. "Kamera melayang" atau swing camera ini (disebut demikian karena dapat 'melayang' ke arah dan sudut manapun sekehendak Cameron) sejatinya bukanlah kamera seperti yang kita kenal. Kamera tersebut tidak memiliki lensa, karena memang tidak dibutuhkan untuk merekam obyek-obyek riil. Dia cuma terdiri atas sebuah layar LCD dan alat penanda (marker) untuk merekam posisi dan orientasi dalam satu volume relatif terhadap sang aktor. Informasi posisi tersebut lantas dijalankan melalui effect switcher untuk melihatnya dalam versi CG beresolusi rendah.

Hasil final dari swing camera tersebut dapat kita lihat misalnya pada adegan-adegan Jake Sully dan Neytiri terbang mengendarai Ikran bermanuver diantara gunung-gunung mengambang di Pandora. Bahkan seandainya adegan spektakuler itu dapat dibuat di dunia nyata sekalipun (bukan karakter digital yang dibuat dengan CGI) hampir tidak mungkin bagi sebuah kamera normal mengikuti gerakan dinamis tersebut secara simultan – kecuali si juru kamera juga mengendarai ikran dan terbang mengikuti keduanya kemana-mana ..



Para pemain sendiri (Sam Worthington dan Zoe Saldana) hanya berakting tanpa perlu tahu di sebelah mana kamera menyorot mereka. Cuma ada kamera mikro yang merekam ekspresi wajah, sensor-sensor gerak yang menempel di tubuh dan kabel-kabel panjang yang mentransfer data informasi gerak dan ekspresi aktor dari sensor-sensor tersebut ke komputer untuk diolah menjadi karakter digital suku Na'vi.

Teknologi motion-capture Avatar yang dapat merekam 360 derajat hampir meniadakan kebutuhan pada kamera konvensional, kecuali untuk adegan-adegan ketika setting tempat dan manusia sungguhan ditampilkan

Lebih lengkapnya, tonton video dibalik layar pembuatan film Avatar

sumber : youtube
http://teknosiana.blogspot.co.id/2010/06/teknologi-visual-di-balik-pembuatan.html
http://walkingmagazines.blogspot.co.id/2012/06/bongkar-teknologi-film-avatar.html
https://ilmutambah.wordpress.com/2009/12/02/animasi-3d-pengertian-tiap-alur-pembuatan-film-animasi/


0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © Maulinda Saleh | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑