Kamis, 04 Mei 2017

Makna dari Logo Apple

Siapa sih yang nggak kenal dengan produk merk Apple? atau yang kita kenal produk-produknya seperti iPhone, macbook, iPad, iMac, dan yang lain sebagainya. saya yakin , rekan-rekan sekalian pasti memiliki salah satu produk Apple tersebut bukan?
tapi apakah rekan-rekan sekalian tidak penasaran, Apa sih makna dibalik Logo Apple ini? Mari kita bahas disini.

Selama puluhan tahun sejak Apple berdiri pada tahun 1976, tentu ia telah mengalami berbagai perubahan logo. Berikut perubaha-perubahannya dan cerita di balik setiap perubahan tersebut
.

Logo pertama Apple didesain pada tahun 1976 oleh Ronald Wayne, yang terkadang juga dikenal sebagai co-founder ketiga dari Apple.
Pada logo tersebut menggambarkan Isaac Newton duduk di bawah pohon dengan sebuah apel bergantung di atas kepalanya. Istilah di sekitar logo tersebut berkata, "Newton... Pemikiran yang terus Mengarungi Lautan Pikiran yang Aneh... Sendiri."
Akan tetapi logo tersebut lebih memberikan kesan klasik daripada modern, padahal mereka adalah perusahaan komputer. Oleh karena itu, Steve Jobs memutuskan sebuah desain ulang dibutuhkan.

Oleh karena itu, logo di atas diganti dengan cepat oeh Steve Jobs dengan desainer Rob Janoff. Yang tidak diketahui Janoff mungkin adalah desain logonya akan menjadi salah satu logo paling terkenal dan paling iconic sepanjang sejarah teknologi.




Janoff mengatakan, "gigitan" pada logo Apple digunakan agar orang-orang mengetahui bahwa ia menggambarkan apel, bukan tomat. Juga sesuai dengan kata dunia komputer (byte/bite), sesuai dengan perusahaan teknologi. Sedangkan alasan strip pelangi pada logo adalah Steve Jobs menginginkan sebuah logo yang penuh warna agar perusahaan lebih terlihat "manusiawi". 
Logo ini digunakan cukup lama, tepatnya selama 22 tahun sebelum akhirnya diubah lagi oleh Steve Jobs, kurang dari setahun sejak ia kembali ke Apple di 1997. Walaupun begitu, bentuk dari logo ini tidak mengalami perubahan. Adapun logo awal yang ditawarkan Steve Jobs adalah logo monkromatik hitam


Desain logo Apple bertahan cukup lama sampai akhirnya Steve Jobs memutuskan mengubah logo penuh warna tersebut menjadi logo dengan warna yang solid. Hal ini sesuai dengan fashion pada waktu itu yang minimalis dan mungkin untuk mengikuti zaman millenium yang baru.

Mungkin logo penuh warna (pelangi) dapat menjadi nostalgia para pengguna Mac, tetapi tentunya Steve Jobs bukanlah orang yang menginginkan rasa nostalgia pada logo Apple. Oleh karena itulah dibuat logo monochrome yang lebih fleksibel untuk me-brand produknya. Perubahan tersebut akhirnya bertahan hingga sekarang ini, dimana Apple hanya menggunakan satu warna saja unutk logonya (monokromatik, penggunaan satu warna saja).
Logo Apple sekarang ini tetap menggunakan konsep monokromatik, hanya bewarna putih.

Seperti yang telah kita ketahui, Logo Apple telah berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Sejak berganti dari warna pelangi yang tak berurutan, apel tergigit itu sudah berganti warna menjadi biru, putih, silver, dan siluet hitam.

sumber :
http://www.sangdes.com/2016/09/makna-filosofi-logo-apple.html#
https://i2.wp.com/assets.kompas.com/data/photo/2014/01/29/2234547Logo-Apple-versi-pelangi340x340.jpg?resize=250%2C250
http://techno.okezone.com/read/2016/02/03/207/1303793/menyibak-makna-apel-tergigit-di-logo-apple

Kamis, 30 Maret 2017

Proses pembuatan film Avatar

Siapa sih yang gak tau film Avatar? Yang proses pembuatanmembutuhkan waktu 4 tahun untuk pembuatan planet pandora dan makhluk nya dalam bentuk animasi. Inti cerita tentang konflik antara pribumi dan kaum pendatang yang berusaha merebut tanah air mereka secara paksa bukan sekali ini digarap oleh sineas Hollywood. Kevin Costner pernah menggarap tema semacam itu melalui film epik Dances With Wolves. Sosok Jake Sully (Sam Worthington) di Avatar segera mengingatkan pada Letnan John Dunbar (Kevin Costner). Bagi saya Dances With Wolves jauh lebih menyentuh karena menggarap cerita dengan latar yang benar-benar terjadi di dunia nyata, yakni penindasan dan perampasan kedaulatan suku Indian Lakota Sioux oleh kolonis kulit putih di daratan Amerika Utara pada masa civil-war.

Efek visual Avatar mengambil porsi hingga 60% durasi film, dan hanya 40% sisanya yang benar-benar live action. Untuk mengerjakannya Cameron menyewa jasa Weta Digital, perusahaan efek visual Selandia Baru yang didirikan Peter jackson (sutradara Lord of the Rings) yang berpengalaman mengerjakan efek visual untuk trilogi Lord of the Rings dan King Kong (2005). Cameron menggunakan performance capture – menangkap gerak dan ekspresi aktor menggunakan sensor yang ditempelkan di tubuhnya yang terhubung dengan komputer - untuk menghidupkan karakter-karakter suku Na’vi. Teknik yang sama yang digunakan untuk menghidupkan karakter Gollum di LOTR, dan King Kong (keduanya ‘dihidupkan’ dengan performance capture aktor Andy Serkis).








Proses rendering Avatar dilakukan dengan server farm seluas 930 meter persegi yang terdiri atas 4.000 server Hewlett-Packard dengan 35.000 inti prosesor yang menjalankan sistem operasi Linux Ubuntu dan Grid Engine cluster manager. Perusahaan efek visual lain, ILM (Industrial Light and Magic), dilibatkan dalam pembuatan adegan pertempuran final antara Na’vi dengan ras manusia dan efek khusus untuk peralatan tempur seperti robot-robot dan helikopter berbaling-baling ganda, selain menciptakan efek bom dan ledakan yang dibikin dengan komputer (CGI). Hasil dari perekaman versi 3D ditransfer ke dalam beberapa format tiga dimensi sekaligus, yakni RealD 3D, IMAX, XpanD 3D, dan Dolby 3D.


Avatar juga menciptakan trend baru penggunaan teknologi 3D – disebut juga stereoscopic motion pictures. Wabah 3D menghinggapi Hollywood pasca kesuksesan Avatar. Untuk memfilmkan live action, Cameron menggunakan versi modifikasi dari kamera gabungan yang merekam suatu obyek meniru efek pandangan mata kiri dan kanan manusia, yang ketika dikombinasikan akan menciptakan efek tiga dimensi. Hasil rekaman lantas diintegrasikan ke dalam CG (computer graphic).


Terobosan teknologi lain Avatar adalah penggunaan virtual camera. "Kamera melayang" atau swing camera ini (disebut demikian karena dapat 'melayang' ke arah dan sudut manapun sekehendak Cameron) sejatinya bukanlah kamera seperti yang kita kenal. Kamera tersebut tidak memiliki lensa, karena memang tidak dibutuhkan untuk merekam obyek-obyek riil. Dia cuma terdiri atas sebuah layar LCD dan alat penanda (marker) untuk merekam posisi dan orientasi dalam satu volume relatif terhadap sang aktor. Informasi posisi tersebut lantas dijalankan melalui effect switcher untuk melihatnya dalam versi CG beresolusi rendah.

Hasil final dari swing camera tersebut dapat kita lihat misalnya pada adegan-adegan Jake Sully dan Neytiri terbang mengendarai Ikran bermanuver diantara gunung-gunung mengambang di Pandora. Bahkan seandainya adegan spektakuler itu dapat dibuat di dunia nyata sekalipun (bukan karakter digital yang dibuat dengan CGI) hampir tidak mungkin bagi sebuah kamera normal mengikuti gerakan dinamis tersebut secara simultan – kecuali si juru kamera juga mengendarai ikran dan terbang mengikuti keduanya kemana-mana ..



Para pemain sendiri (Sam Worthington dan Zoe Saldana) hanya berakting tanpa perlu tahu di sebelah mana kamera menyorot mereka. Cuma ada kamera mikro yang merekam ekspresi wajah, sensor-sensor gerak yang menempel di tubuh dan kabel-kabel panjang yang mentransfer data informasi gerak dan ekspresi aktor dari sensor-sensor tersebut ke komputer untuk diolah menjadi karakter digital suku Na'vi.

Teknologi motion-capture Avatar yang dapat merekam 360 derajat hampir meniadakan kebutuhan pada kamera konvensional, kecuali untuk adegan-adegan ketika setting tempat dan manusia sungguhan ditampilkan

Lebih lengkapnya, tonton video dibalik layar pembuatan film Avatar

sumber : youtube
http://teknosiana.blogspot.co.id/2010/06/teknologi-visual-di-balik-pembuatan.html
http://walkingmagazines.blogspot.co.id/2012/06/bongkar-teknologi-film-avatar.html
https://ilmutambah.wordpress.com/2009/12/02/animasi-3d-pengertian-tiap-alur-pembuatan-film-animasi/


Minggu, 08 Januari 2017

INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR COMPETITIVE INTELLIGENCE (PART 3)

Abstract

Bab ini membahas tentang pentingnya ICT dari CI bahwa ICT banyak mendukung kegiatan intelijen. bab ini juga menjelaskan tujuan utama dari ICT dan bagaimana agar tujuan tersebut bisa dicapai. 
Didalam bab ini juga menjelaskan apa itu kecerdasan kompetitif , dengan mendefinisikan arti dari kecerdasan kompetitif itu sendiri , lalu menjabarkan beberapa pandangan dari dua definisi. Dan juga pada Kontribusi intelijen kompetitif menjelaskan beberapa alasan untuk mendapatkan intelijen kompetitif 



Terpisah dari masalah seperti itu, bagaimanapun, teknologi informasi dan komunikasi adalah bagian berharga dari intelijen infrastruktur. Teknologi informasi dan komunikasi menawarkan banyak kesempatan untuk mendukung (dan kadang-kadang membawa bagian-bagian dari) kegiatan intelijen. Namun, untuk menghindari masalah, organisasi harus berhati-hati dalam memilih dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi aplikasi untuk intelijen kompetitif tujuan. Mereka harus tahu kemungkinan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyampaikan internal dan data eksternal dan kapasitas untuk mendukung (dan melakukan) kegiatan intelijen kompetitif, dan mereka harus memperlakukan Informasi dan teknologi komunikasi sebagai bagian dari seluruh infrastruktur. Singkatnya, untuk mendukung organisasi dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik untuk kegiatan intelijen mereka, pemahaman dari peran teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan intelijen diperlukan-baik dari segi yang tidak mungkin atau mungkin teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan intelijen dan yang menjadi bagian dari infrastruktur intelijen seluruh.
Bab ini bermaksud untuk mengatasi kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan utama adalah (1) untuk memberikan gambaran tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk kecerdasan kegiatan, dan (2) untuk menyajikan kriteria untuk memilih teknologi informasi dan komunikasi yang tepat aplikasi.
Untuk mencapai tujuan ini, rencana untuk bab adalah sebagai berikut.
Pada bagian berikutnya kita mendiskusikan intelijen kompetitif lebih dekat. Selanjutnya, kami menyajikan ikhtisar teknologi komunikasi informasi dan aplikasi untuk intelijen kompetitif. Dan akhirnya kita membahas masalah memilih teknologi informasi dan komunikasi untuk
intelijen kompetitif

APAKAH KECERDASAN KOMPETITIF?




Untuk menentukan peran teknologi informasi dan komunikasi di intelijen kompetitif, pertama-tama perlu mendefinisikan intelijen kompetitif. Banyak penulis menggunakan istilah, tetapi definisi mereka berbeda. Mempertimbangkan, misalnya, berikut dua definisi:
1. "intelijen kompetitif adalah proses etis mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan, akurat, relevan, spesifik, tepat waktu, tinjauan ke masa depan dan ditindaklanjuti intelijen mengenai implikasi dari lingkungan bisnis, pesaing dan organisasi itu sendiri "(Society of Intelijen Kompetitif).
2. "intelijen kompetitif adalah proses mendapatkan informasi penting tentang pasar dan pesaing, menganalisis data dan menggunakan pengetahuan ini untuk merumuskan strategi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif "(Yuan & Huang, 2001).
Pada pandangan pertama, definisi ini tampaknya merujuk pada hal yang sama. keduanya merujuk untuk proses memperoleh informasi, menganalisis dan menggunakan (atau menyebarkan).
Beberapa perbedaan mungkin juga dicatat. Salah satu definisi berbicara tentang kecerdasan, sementara yang lain mengacu pada informasi, data dan pengetahuan. Kedua definisi secara eksplisit menyatakan tujuan intelijen kompetitif -sementara yang pertama  lebih implisit.
Pada bagian ini, kita meneliti intelijen kompetitif dengan cara Berikut empat aspek:
1. kontribusi intelijen kompetitif
2. intelijen kompetitif sebagai produk
3. intelijen kompetitif sebagai suatu proses
4. sifat intelijen kompetitif yang diperoleh
Hal ini memungkinkan kita untuk mendefinisikan intelijen kompetitif dan, pada saat yang sama, memahami perbedaan dan persamaan definisi yang berbeda dalam literatur.

KONTRIBUSI INTELIJEN KOMPETITIF
Penulis sebagian besar mengacu pada dua alasan untuk mendapatkan intelijen kompetitif.
Alasan pertama adalah bahwa hal itu memberikan kontribusi untuk "tujuan organisasi secara keseluruhan" seperti meningkatkan daya saing atau mempertahankan kelangsungan hidup organisasi.
Alasan kedua merujuk pada kontribusi kecerdasan kompetitif untuk kegiatan organisasi yang diperlukan untuk mencapai keseluruhan tujuan (misalnya, pengambilan keputusan atau perumusan strategi).
Misalnya, kedua definisi di atas kecerdasan kompetitif mengacu pada kedua jenis kontribusi. Ini menyatakan: "intelijen kompetitif adalah (...) untuk merumuskan strategi [jenis kedua dari kontribusi] untuk mendapatkan keuntungan kompetitif [jenis pertama dari kontribusi]." Definisi pertama tidak menyatakan salah satu kontribusi. Untuk pengetahuan kita, sebagian besar penulis tampaknya setuju tentang kontribusi keseluruhan intelijen kompetitif.
Beberapa ketidaksepakatan ada, namun, tentang kegiatan organisasi di mana intelijen kompetitif digunakan untuk mencapai tujuan secara keseluruhan ini. Beberapa memegang pandangan bahwa kecerdasan kompetitif digunakan dalam pengambilan keputusan di tingkat manapun dalam organisasi [misalnya, semakin Teknologi informasi dan komunikasi berorientasi intelijen kompetitif
definisi (lih, Dresner, 1989)] sementara yang lain mempertahankan bahwa itu terutama digunakan dalam pengambilan keputusan strategis (paling penulis tampaknya jatuh dalam kategori ini: misalnya, Fuld, 1995; Kahaner, 1996; Cook & Cook, 2000; Hannon , 1997). Dalam mendefinisikan intelijen kompetitif, kami akan mengikuti penulis ini dan menyatakan bahwa intelijen kompetitif terkait dengan pengambilan keputusan strategis.

KESIMPULAN

Peranan ICT dan CI banyak memberikan dukungan untuk kegiatan intelijen kompetitif

Organisasi harus benar benar mengetahui apakah teknologi informasi dan komunikasi yang mereka pilih ini benar benar dapat menyampaikan internal dan eksternal untuk mendukung kegiatan intelijen kompetitif, agar hasil analisis organisasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dari data yang di kumpulkan dari organisasi organisasi pesaing dapat akurat ,relevan dan tepat waktu


Agar kedepannya strategi organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi dapat terjamin dan semakin maju dari organisasi organisasi pesaing

TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL 
1. Fathur Aldyansyah
2. Maghfira Maulani
3. Maulinda

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © Maulinda Saleh | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑